Kamis, 21 Maret 2013

hipotiroidisme

BAB 1
1.1 Latar Belakang

Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri (Braverman & Utiger,1991) Penyebab hipotiroidisme yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun ( tiroiditis hashimoto), dimana system imun menyerang kelenjar tiroid ( tonner & schlechte, 1993).

Hipotiroid merupakan keadaan yang diatandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat diikuti oleh gejal-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada dalam keadan optimal (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrisi, dan ion organik, termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan, Pada periode kritis juga untuk perkembangan susunan syaraf pusat dan tulang. Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan sel melalui berbagai pola aktivasi genomik dan sintesis protein serta reseptor yang mempunyai arti penting untuk berbagai aktivitas. Hormon tiroid berpotensiasi dengan katekolamin (efek yang menonjol adalah hipertiroidisme), dan berefek pada pertumbuhan somatik dan tulang diperantai oleh stimulasi sintesis dan kerja hormon pertumbuhan dan IGF.
http://ayipsyarifudin45.blogspot.com/2012/10/makalah-hipotiroid.html diakses pada hari jumat tanggal 7 desember 2012
Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan metabolik yang ditemukan pada dewasa, berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, karena maturasi jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur perkembangan bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid bergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi dan anak.
http://ayipsyarifudin45.blogspot.com/2012/10/makalah-hipotiroid.html diakses pada hari jumat tanggal 7 desember 2012
http://ayipsyarifudin45.blogspot.com/2012/10/makalah-hipotiroid.html
Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati, menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap, ini menunjukan betapa pentingnya peran hormon tiroid dalam perkembangan otak saat masa tersebut. Setelah usia 3 tahun , sebagian besar perkembangan otak yang tergantung hormon tiroid sudah lengkap, hipotiroidisme pada saat ini mengakibatkan pertumbuhan lambat dan keterlambatan maserasi tulang, biasanya tidak menetap dan tidak berpengaruh pada perkembangan kognitif dan neurologik, sehingga perlu dilakukan skrinning untuk deteksi dan terapi dini.

Buruknya pengaruh hipotirod pada tumbuh kembang anak membuat penulis merasa perlu untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi kelainan ini secara dini dan bagaiman terapi yang tepat sehingga dapat mencegah ataupun memperbaiki kualitas tumbuh kembang anak selanjutnya.
http://ayipsyarifudin45.blogspot.com/2012/10/makalah-hipotiroid.html diakses pada hari jumat tanggal 7 desember 2012

1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah untuk mengetahui konsep hipotiroid dan mengaplikasikan askep dengan hipotiroid.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB 3 disamping itu kami juga ingin sekali sekali mengetahui penyakit hipotiroid lebih dalam lagi.
1.3.2 Tujuan khusus
  1. Mengetahui pengertian Hipotiroid
  2. Mengetahui klasifikasi Hipotiroid
  3. Mengetahui etiologi hipotiroid
  4. Mengetahui Perbandingan Hipotiroid dan hipertiroid
  5. Mengetahui Manifestasi klinis hipotiroid
  6. Mengetahui Penatalaksanaan hipotiroid
  7. Mengetahui patofisiologi dan efek dan fisiologi hipotiroid
  8. Mengetahui Pemeriksaan diagnostik hipotiroid
  9. Mengetahui asuhan Keperawatan Hipotiroid










Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian
Hipotiroidsm merupakan kondisi hipofungsi tiroid yang disertai dengan ggal tiroid.kondisi ini disebabkan oleh kadar hormone tiroid suboptimal. (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Hipotiroid merupakan keadaan yang diatandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat diikuti oleh gejal-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada dalam keadan optimal (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Hipotiroid ( Hiposekresi hormon tiroid ) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kekuarangan hormon tiroid. Hipotiroid kongental dapat mengakibatkan kreatinisme(Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Hipotiroid adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kekuarangan hormon tiroid. Hipotiroid kongental dapat mengakibatkan kreatinisme (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)


Tipe hipotiroidsm termasuk primer,yang mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri (95% pasien mengalami tipe ini);sentral akibat kegagalan kelenjar tiroid,hipotalamus atau keduanya ;sekunder atau hipofisis secara keseluruhan hipotalamik atau tersier,akibat kelainan hipotalamus mengakibatkan ketidakadekuatan sekresi TSH akibat penurunan stimulasi oleh TRH.Penyebabnya termasuk tiroiditis autoimun (tiroiditis hashimoto,tipe yang paling umum pada orang dewasa;terapi untuk tiroidisme (radioiodine,pembedahan atau obat-obat antitiroid);obat-obatan (litium dan senyawaan iodine);terapi radiasi untuk kanker kepala dan leher ;penyakit tiroidinfiltratif (amiloidosis dan scleroderma);defisiensi iodine dan kelebihan iodine.jika defisiensi tiroid telah ada sejak lahir,kondisi dikenal sebagai kreatinisme.miksedema mengacu pada akumulasi mukopolisakarida dalam jaringan subkutan dan jaringan intertisial lain.Istilah miksedema digunakan hanya untuk menggambarkangejala-gejala ekstrem dari hipotiroidisme berat. (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
2.2 Klasifikasi (Barbara C.Long.1996)
2.2.1 Berdasarkan Dari masalah dan lokasi yang ditimbulkanya
a.Hipotiroid Primer
Hipotiroid ini akibat proses patologis yang merusak kelenjar tiroid. Beberapa pasien yang menderita hipotiroid mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid. Ini merupakan akibat dari pembedahan atau ablasi radioisotop atau akibat destruksi akibat antibodi autoimun yang bersirkulasi. Lebih dari 95% penderita Hipotirodisme mengalami hipotiroidisme primer atau tirodial yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri
b.Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder diakibtakan karena defisiensi skeresi TSH yang disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya.
c.Hipotiroid tersier
Hipotiroid tersier dapat disebebkan oleh defisiensi TRH dan juga karena Kelainan-kelainan yang merusak hipotalamus atau aliran darah portal hipotalamo-hipofisis, keadaan yang merusak hipotalamus antara lain ; tumor, trauma, terafi radiasi dan penyakt infiltratif.
2.2.2 Berdasarkan Permulaan Timbulnya Hipotiroid (Barbara C.Long.1996)
  1. Hipotiroid dewasa
Miksedema adalah keadaan lebih lanjut yang diakibatkan oleh karena hormone tiroid dalam darah berkurang sehingga mengakibatkan penimbunan bahan mukopolisakarida. Penyebabnya adalah tiroiditis autoimun, pascatiroidektomi parsial, pascaterapai iodium radioaktif, dan obat antitiroid.


  1. Juvennilis : Timbul setelah usia 1 sampai 2 tahun
Mulai terjadinya biasanya pada masa anak-anak ( childhood ) sampai pubertas. Penyebab tersering adalah tirioditis autoimun, dan pascatirodektomi parsial. Gejalnya ringan, antara infaltil dan dewasa ; tidak ditemukan hambatan mental yang berat, dan gejala khas miksedema dapat terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks.
  1. Hipotiroid congenital/infantile
Cacat perkembangan kongenital dapat juga menjadi penyebab tidak adanya kelenjar tiroid pada pasien yang menderita hipotiroid kongenital. Beberapa pasien yang menderita hipotiroid mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid. Ini merupakan akibat dari pembedahan atau ablasi radioisotop atau akibat destruksi akibat antibodi autoimun yang bersirkulasi karena pemasukan hormon tiroid yang berlebihan kelenjar tiroid karena kekurangan hormon tiroid sebelum atau segera sesudah kelaihiran, ini bisa diakibatkan oleh pembedahan.
Di Indonesia, hipotiroid kongenital bisa ditemukan secara sporadis maupun endemis, yaitu pada tempat di mana terdapat kekurangan iodium yang endemis (seperti kita ketahui bahwa iodium adalah bahan baku hormon tiroid). Di negara kita, penyakit ini sangat termarjinalkan atau masih belum mendapat perhatian yang cukup seperti penyakit infeksi dan kematian ibu dan anak.
2.3 Etiologi (Barbara C.Long.1996)
2.3.1 Berdasarkan dari lokasi dan masalah yang menimbulkannya
  1. Hipotiroidi primer
  1. Tiroiditis
Tiroiditis adalah peradangan kelenjar tiroid yang biasanya diikuti infeksi saluran pernafasan. Kondisi ini di duga penyebabnya adalah infeksi virus.
  1. Terapi iodium
Iodium atau senyawa iodide yang pernah menjadi satu-satunya obat bagi penderita hipotiroid, kini sudah tidak digunakan lagi sebagai pengobaan karena senyawa tersebut menurunkan pelepasan kelenjar tiroid dari kelenjar tirod dan menguragi Vaskurarisasi serta ukurna kelenjar tiroid tersebut.
  1. Obat antitiroid
Komplikasi toksik obat-obatan antitiroid realtif jarang dijumpai. Walaupun begitu, penting evaluasi tidakn lebih lanju, perlu ditegaskanmengingat dapat terjadi sensititasi obat, febris, ruam, uritukaria atau bahkan agrunolitosis dan trombositopenia (penurunan jumlah granulose dan trombosit)
  1. Faktor genetic atau disfungsi kelenjar itu sendiri.
  1. Hipotiroid Sekunder
  1. Defisiensi TSH ( throid-stimulating hormone )
TSH merupakan suatu glikoprotein yang disinesis dan disekredi oleh tirotrop dari kelenjar hipfisis anterior.
  1. Adenoma hipofisis
  2. Disfungsi tiroid
  3. Kegagalan kelenjar hipofisis
  1. Hipotiroid tersier
  1. Defisiensi TRH ( thyrotropin-Releasing-Hormon )
TRH adalah merupakan trepepsida, pirogulatamin-histadil-prolieneamida. Disentesis oleh neuron dalam nuclei supraoptik dan supraventrikular dari hipotalamus.
  1. Tumor
Tumor pada kelanjar tiroid diklasifikasikan berdasarkan sifat benigna atau maligna selain berdasarkan ada tidaknya tirokoksitosis dan kulaitas pembesaran kelenjar tersebut yang dapat menyebar atau ireguler. Jika pembesara kelenjar tiroid cukup membuat kelenjar tiroid tersebut erlihat pada lehe, tumor ini dinamakan goitor atau gndok.
  1. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah suatu bentuk terapi untuk membunuh sel kanker oleh radioaktif, iodide radioaktif akan dipekatkan dalm kelenjar tiroid pada konsentrasi yang sangat tinggi dan akan menyebabkan radiasi kelenjar tiroid sehingga meningkatkan resiko terjadinya kanker kenjar tiroid.
2.3.2 Berdasarkan permulaan timbulnya hipotiroid tersebut( Barbara C.Long.1996)
  1. Hipotiroid dewasa
  1. Tumor hipofisi
  2. Defisiensi hormon-hormon trofik hipofisis lainnya
  1. Hipotiroid Juvenilis
  1. Tiroiditis autoimun
Tiroiditis autoimun adalah kelainan inflasi akut kelenjar tiroid yang kemungkinan besara disebabkan oleh virus yang bersifat akut, sub akut, atau kronik.Pasca teroidektomi parsial
  1. Teroidektomi parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai rerapi primer terhadap karsinoma tiroid.
  1. Hipotiroid kongential/ infaltil ( Kreatinisme )
  1. Biasanya timbul sejak lahir
  2. Tidak ada kelenjar tiroid
  3. Atrofi kelenjar tiroid adalah suatu keadaan alami kelenjar tidroid yang disebabkan oleh kurangnyaproduksi iodine dalam kelenjar tiroid.
2.4 Perbandingan Hipotiroid dan hipertiroid Barbara C.Long.1996.
Gambaran Perbandingan Pada gangguan fungsi tiroid


Hipertiroid
Hipotiroid
Laboratorium
T4 dan T3 bebas

Mekanisme fisiologik
Metabolism selular dan sintesis protein

Potensial efek β adrenalin

Antagonisme insulin

Efek klinis
Laju metabolism basal

Struma
Biasanya ada
Dapat ada
Berat badan
Normal atau ↑
Aktifitas
Hiperaktif,insomnia
Letargik,samnolen
Reflex
Cepat
Lambat
Kardiovaskular
Takikardia,aritmia
Bradikardia
Gastrointestinal
Diare ringan
Konstipasi
Rambut
Halus
Kasar,mudah patah,rambut rontok
Miksedema
Bercak berbatas tegas,terutama dipretibia
Menyeluruh terutama diekstremitas dan wajah
Toleransi suhu
Intoleransi panas
Intoleransi dingin
Lain-lain
Eksoftalmus (Pada penyakit graves)
Retardasi mental dan pertumbuhan (Pada kretinisme masa kanak-kanak)anemia,heperkolesterolemia

2.5 Manifestasi klinis (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
  1. Gejala dini yang umum tidak spesifik.
  2. Keletihan ekstrem.
  3. Rambut rontok,kuku mudah patah kulit kering,dan kebas serta semutan jari-jari.
  4. Suara parau dan serak.
  5. Gangguaan mental :suhu tubuh dan nadi menjadi subnormal ;berat badan meningkat tanpa hubungan dengan peningkatan masakan makanan.
  6. Pada hipotiroidisme berat suhu tubuh dan frekuensi nadi menjadi subnormal;penambahan berat badan tidak berhubungan dengan peningkatan masukan makanan.
  7. Pasien sering mengeluh dingin dalam lingkungan yang hangat.
  8. Respon emosional menjadi lambat sejalan dengan perkembangan komdisi:proses mental tumpul dan pasien tampak apatis.
  9. Bicara lambat;lidah membesar ,tangan dan kaki ukuranya membesar,konstipasi;dan terjadi ketulian.
  10. Hipotiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering disbanding pria dan terdapat kaitan kecendrungan mengarah pada aterosklerosis sengan segala akibatnya.




  1. Hiptiroidisme lanjut ; Perubahan kepribadian,efusi pleural,efusi pericardial,dan kelemahan otot-otot pernafasan.
  2. Miksedema : Kulit menjadi menebal,rambut meenipis dan rontok,wajah menjadi tanpa ekspresi dan seperti topeng.
  3. Pasien dengan miksedema lanjut mengalami hipotermik,secara abnormal sensitive terhadap sedative,opiate,dan preparat anestetik,obat-obat ini diberikan dengan kewaspadaan penuh



2.6 Patofisiologi





















































































  1. Pemeriksaan laboratorium
Hasil periksaan laboratorium pada hipotiroidisme lelah dijelaskan pada bagian ujin tiroid. Sebenarnya komabinasi peningkatan FT4I atau FT4 dan TSH tersupresi membuat diagnosa hipertioidisme. Pada penyakit graves awal dan rekuren, T3 dapat disekresikn pada jumlah berlebihan sebelum T4, jadi serum T4 dapat normal sementara T3 meningkat, jadi jika TSH disupresi dan FT4I tidak meningkat, maka T3 harus diukur. Autoantibody biaanya ada terutama immunoglobulin yang menstimulasi TSH-R Ab [stin].
Ini merupakan uji diagnostic yang membantu pada pasien tiroid yang ‘ apatetik’ atau pada apsien yang mengalami eksoftalamus unilateral tanpa tanda-tanda yang jelas atau manifestasi klinis laboratoriumadanya penykit Graves. Ambilan radioiodine berguna ketika diduga ada hipotirodisme, ambilan rendah, ini dapat terjadi pada fase subkutan atau tiroiditis hashimoto. Jenis hipotiroidisme ini sering saja sembuh secara sepontan. Program skrining ( biasanya pada neonatus )
  1. Scan technetium
Scan technetium untuk mengetahui ukuran kelenjar dan mendeteksi adanya nodul “panas” atau “dingin”. Sejak uji TSH, TRH dan uji supresi dapat mendeteksi supresi TSH, uji TRH dan uji supresi TSH jarang dianjurkan pada neonatus.
  1. Pemeriksaan Rardiologi
pemeriksaan ini dalam rangka menunjukan tulang yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan, disgenesis epifisis dan keterlambatan pertumbuhan gigi.
  1. EKG dan CT scan orbit
EKG dan CT scan orbit telah banyak digunakan untuk menunjukan adanya pembesaran otot pada kebanyakan pasien dengan penyakit Graves walaupun tidak terdapat tanda-tanda klinis oftalmopati. Pada pasein dengan tanda-tanda klinis oftalmopati, pembesaran otot-otot orbita sering sangat menonjol.



2.8 PENATALAKSANAAN (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Sasaran utama adalah pemulihan keadaan metabolism normal dengan menggantikan hormone tiroid.
  1. Levotiroksin sintetik (synthroid atau levothiroid)merupakan preparat yang banyak dipilih.
  2. Pengobatan tambahan termasuk pemeliharaan fungsi vital;pemantauan gas arteri,dan pemberian cairan dengan kewaspadaan karena bahaya intoksikasi air.
  3. Hindari penggunaan pemanas eksternal karena alat tersebut akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan dapat mengarah pada kolaps vaskuler.
  4. Glukosa konsentrat dapat diberikan jika terjadi hipoglikemia.
  5. Jika terdapat koma miksedema,hormone toroid diberikan secara intravena sampai kesadaran pulih kembali.

2.8.1 Interaksi Hormon Tiroid Dengan Obat-Obat Lain (Joann C Hackley C.Baughman 2000)
  1. Hormon tiroid meningkatkan kadar gula darah yang dapat memerlukan penyesuaian dosis insulin atau preparat hipoglikemik.
  2. Efek hormone tiroid ditingkatkan oleh feniton dan anti depresan trisklik.
  3. Hormon tiroid meningkatkan efek farmakologis dari digitalis,glikosida,antikoagulan dan indometasin,yang membutuhkan pengamatancermat serta pengkajian terhadap efek samping dari obat ini.
  4. Hipotiroidisme berat yang tidak diatasi meningkatkan kerentanan terhadap semua obat hipnotik dan sedative
  1. Pengobatan
Pengobatan diberikan sesuai dengan tipe dan beratnya keadaan hipotiroidisme. Beberapa sediaan tablet hormone tiroid dalah sebagai berikut:
  1. Mengandung ekstra tiroid
Sediaan tablet : thyramon, 100 mg ( saat ii sudah tidak ada diindonesia )
  1. Mengandung L-Tyroxine ( T4 sintesis )
Sediaan : tablet Thyrax ( yang ada diindonesia, tablet 0
  1. Mengandng Sodium Liothyronine ( T3 sintesis )
Sediaan : tablet Cytomel 5 mg 25 mg, 50 mg, dengan dosis pemeliharaan 50-75 mg/hari dengan dosis terbagi.
  1. Preparat untuk bayi saat ini L-tiroksin. Pada bay berumur 0-12 bulan dengan dosisi pengganti penuh adalah 0,05 mg/har
  2. Modifikasi aktivitas
Penderita hipotiroidisme akan mengalami pengurangan tenaga dan latergi sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, risiko komplikasi akibat imobilitas akanmeningkat. Kemampuan pasien untuk melakukan latihan dan berperan dalam berabagai aktivitas menjadi terbatas akibat perubahan pada statu kardipaskular dan pulmoner yang terjadi akibat hipotiroidisme.
  1. Pemantauan yang berkelanjutan
Pemantauan tanda-tanda vital dan tingkat kogniti pasien dilakukan denga ketat selama proses pengakan diagnosis dan awal terapi untuk mendeteksi :
  1. Kemuduran status fisik dan mental
  2. Tanda-tanda serta gejala yang meningkatkan laju metabolic akibar terapi yang melampaui kemampuan reaksi system kardiovaskular dan pernafasan.
  3. Keterbatasan atau kompilkasi miksedema yang berkelanjutan.
  1. Pengaturan suhu tubuh
Pasien sering mengalami menggigil dan intoleransi yang ekstrim terhadap hawa dingin meskipun ia berada dalam ruangan yang nyaman atau panas. Ekstra pakaian dapat diberikan, dan pasien harus dilindungiterhadap hembusan angin. Jika pasien menggunakan bantal pemanas atau selimut listrik untuk mengurangi gangguan rasa nyaman dan gejal menggigil tersebut, perawat harus menjelaskan bahwa pengunaan alat ini harus dihindari karena beresiko mengkibatkan pasodilatasi perifer.
  1. Dukungan emosional
Penderita hipotiroid sedang hingga berat dapat mengalami reaksi emosional hebat terhadap perubahan serta citra tubuhnya dan terhadap terlambatnya diagnosis.yang sering dijumpai pada penyakit ini. Gejal dini non spesipik dapat menimbulkan reaksi negative dari anggota keluarga serta sahabat, dan pasien mungkin dianggap sebagai individu yang mentalnya labil, tidak kooperatif atau tidak mau berparsitpasi dalam aktivitas perawatan-mandiri.
  1. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
Pasein dan keluarganya sering sangat perihatin terhadap perubahan yang merek saksikan akibat hiptiroid. Sering kita harus menetramkan kembali pasein dan keluarganya dengan penjelasan bahwa banyak diantara gejala-gejala tersebut akan menghilangkan setelah terapi berhasil dilakukan . pasien terus diberitau untuk minum obat seperti diresepkan oleh dokter meski gejala sudah membaik.
  1. Terapi bedah
Tiroidektomi sub total adalah terapi pilihan untuk pasein-pasein dengan kelenjar yang sangat berat atau goiter multinodula. Pasein dipersiapkan dengan obat antitiroid sampai eutiroid ( kira-kira 6 minggu ). Sebagai tambahan, mulai 2 minggu sebeleum hari operasi, pasien diberikan larutan jenuh kalium iodide, 5 tetes kali sehari. Regimen ini secara empiris menunjukan bahwa dapat menurangi vaskularitas kelenjar dan mempermudah operasi.
Efek transkrifsional dari T3 secara karekteristi memperlihatkan suatu long timeberjam-jam-jam atau berhari-hari untuk mencapai efek yang penuh. Aksi genomik ini menimbulkan sejumlah efek, termasuk efek pada pertumbuhan jaringan, pematangna otak, dan peningkatan produksi panas dan konsumsi oksigen yang sebagian disebabkan oleh peningkatan sejumlah aktifitas aktifitas dari Na-K+ ATPase. Produksi darirereptor beta-adregenik yang meningkat. Sejumlah efek spesifik dari hormon tiroid dirangsakan berikut ini:
  1. Efek pada perkembangan janin
Sistem TSH tiroid dan hifofisis anterior mulai berfungsi pada janin manusia sekitar 11 minggu, sebelum saat ini, tiroid janin tidak mengkonsentrasikan I. karena kandungan plasenta yang tinggi dari deiodinisasi -5 tipe 3, sebagian besar T3 dan T4 sangat sedikit sekali hormon bebas mencapai sirkulasi jain. Dengan demikian, janin sebagian besar tergantung pada sekresi hormon tiroidnya sendiri, sehingga menimbulkan perkembangan otak dan pematangan skletal terganggu.
  1. Efek pada Konsumsi Oksigen, Produksi panas, dan Pembentukan Radikal bebas.
T3 meningkatkan konsumsi O dan produksi panas sebagian melalui stimulus Na - KATPase dalam semu jaringan kecuali otak, lien dan testis. Hal ini berperan pada peningkatan kecepatan metabolisme basal dan peningkatan kepekaan terhadap panas panas.
  1. Efek gastrointestinal
Hormon tiroid merangsang molilitas usus, yang dapat menimbulkan peningkatan motilitas dan diare pada hipertiroidisme dan memperlambat transit usus serta konstipasi pada hipotiroid, hal ini juga menimbulakn penurunan berat badan yang sedang pada hipertiroidisme dan pertambahan berat pada hipotirodisme.
  1. Efek neuromuskular
Walaupun hormon tiroid merangsang peningkatan sintesis dari banyak protein struktural, pada hipotiroidisme terdapat peningkatan penggantian protein dan kehilangan jaringan otot, atau miopati. Hal ini berkaitan dengan dengan kreatinuria sonta. Terdapat juga suatu peningkatan kecepatan kontraksi dalam relaksasi otot, secara klinikal diamati adanya hiperfleksia atau hipertiroidisme atau sebaliknya pada hipotiroidisme. Hormon tiroid penting untuk perkembangan dan fungsi normal dari susunan saraf pusat, dan hiperaktivitas pada hipertiroidisme serta kelambatan pada hipotiroidisme dapat mencolok.
  1. Efek endokrin
Hormon tiroid meningkatkan peningkatan metabolik dari banyak hormon dan obat-obatan farmakologi. Contohnya, waktu paruh dari kortisol adalah sekitar 100 menit pada orang normal, sekitar 150 menit pada pasein hipotiroid. Terapi hormon tiroid dari hipotirodisme, menimbulkan infertilitasi yang dapat dikoreksi dengan pemulihan keadaan autiroid. Kadar prolaktin meningkat sekitar 40% pada pasein hipotiroidism, kemungkinan suatu manifestasi klinis dari peningkatan pelepasan TRH, hal ini akan kembali normal dengan terapi T4.
  1. Miksedema dan penyakit jantung
Dahulu, terpai pasien dengan miksedema dan penyakit jantung, khususnya penyakit arteri koronia, sangat sukar karena penggantian levotiroksinseringkali dihubungkan dengan eksaserbasi angian, gagal jantung, infark miokard, namun karena sudah ada angioplasti koronia dan bypass arteri koronia, pasien dengan miksedema dan penyakit arteri koronia dapt diterapi secara operatif dan terapi penggantian tiroksin yang lebih cepat dapt ditolerir.
  1. Hipotiroid dengan penyakit neuropsikiatrik
Hiptiroid sering disertai defresi, yang mungkin cukup parah. Lebih jarang lagi, pasien dapat mengalami kebingungan, paranoid, atau bahkan maniak ( “ myxedema masdess” ). Skrining perawatan psikiatrik dengan FT4 dan FSH adalah cara efisien untuk menemukan pasien-pasien ini, yang mana seringkali memberikan respon terhadapi terapi tunggal levotiroksin atau dikombinasikan dengan obat-obatan psikofarmakologik.epektif terapi pada pasien hipotiroid yang terganggu meningkatkan hipotensi bahwa penambahan T3 atau T4 pada regimen psikoterapeutik untuk pasien defresi, mungkn membantu pasien tanpa memperliahtkan penyakit tiroid. Penelitian lebih jauh harus dilakukan untuk menegakkan konsep ini sebagai terapi standar.

  1. Hipotiroid pada kehamilan
Hiptiroidisme tidak bias dijumpai pada kehamilan oleh karena kebanyakan wanita dengan penyakit tidak diobati mengalami oligo-ovulatorik. Pada prakteknya, wanita yang mendapat pengobatan tiroid pada saat konsepsiperlu terus mendapat dosis yang sama tau sedikit lebih besar selam kehamilan tanpa memandang ahli kebidananmenyakini terapi pemberian tiroid memang merupakan indikasi sejak wala.
Dosis tiroid fisiologis tidak berbahaya tetapi hipotiroidisme ibu dapat menjadi ancaman untuk janin yang sedang berkembang. Kolerasi antara status tiroid ibu dan janin adalah buruk, dan ibu-ibu hipotiroid seringkali melahirkan janin eutoroid. Kolerasi paling erata antara hipotiroidisme ibu dan bayi terjadi didaerah-daerah diaman banyak goiter endemic akibat defisiensi euodium dalam diaet sebaga perlengkapan terapi hormone tiroid mungkin merupakan hal yang paling penting dalam mencegah kreatinisme.
  1. System reproduksi
Pada wanita perubahan menstruasi sperti amenore tau masa menstuasi yang memanjang, infertilitas, anovulasi dan penurunan libio. Pada pria penurunan libio dan impotensia.
3.2 Pencegahan Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000
Pada pasein lansia yang mengalami hipotiroidisme riangan hingga sedang, terapi penggantian hormone troid harus dimulai dengan dosis yang rendah kemudian ditingkatkan secara perlahan-lahan sekali untuk mencegah efek samping kardivaskular dan neurlogi yang serius. Contoh serangan angina dapat terjadi akibat terapi penggantian hormone tiroid yang capat disertaimunculnya penakit koroner sekunder akibat kondisi hipotiroid
3.3 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas pasien,wanita lima kali lebih sering disbanding pria dan terdapat kaitan kecendrungan mengarah pada aterosklerosis dengan segala akibatnya
              1. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh tenggorokan sakit ketika menelan makanan”
              1. Riwayat kesehatan
  1. Riwayat kesehatan klien:
Tanyakan sejak kapan klien menderita penyakit tersebut
  1. Riwayat kesehatn keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
  1. Riwayat pemakaian obat
Apakah klien pernah mengunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit atau pernah pasein tidak tahan ( alergi ) terhadap sesuatu obat.
              1. Pola nutrisi
  1. Tanyakan bagaimana porsi makan sehari-har ( pagi, siang, dan malam ).
  2. Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah muntah, pantangan atau alergi.
  3. Apakah klien mengalami gangguan dalam menelan menelan’
              1. Pola eliminasi
  1. Tanyakan bagaimana pola BAB dan BAK, warna, dan karekteristiknya
  2. Berapa kali maksimal sehari, karakteristik urin dan defekasi’
              1. Pola aktivitas/olah raga
  1. Perubahan aktivitas/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit
  2. Keluhan beraktivitas : kaji klien saat beraktivitas’
              1. Pola kognitif/ persepsi
  1. Kaji status mental
  2. Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan dalm memahami sesuatu.
  3. Kaji tingkat anxietas berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien, identitas penyebab kecemasan klien.
  4. Kaji pengelihatan dan pendengaran klien
              1. Pola persepsi diri dan konsep diri
  1. Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambar dirinya
  2. Tanyakan apakah yang menjadi pikiran bagi kllien, apakah meraa cemas, defresi atau takut.
  3. Apakah ada yan menjadi pikirannya.
              1. Pola peran hubungan
  1. Tanyakan apa pekerjaan klien
  2. Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti pasangan, teman, dll
  3. Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
              1. Pola seksualitas /reroduksi
  1. Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakit.
  2. Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehata terkait dengan menopause
  3. Tanyakan apakah klein mengalami kesulita/perubahan dalam kebutuhan seksual.
              1. Pola koping-Toleransi stress
  1. Tanyakan dan kaji perhatian utam selama di RS ( financial atau peratan diri )
  2. Kaji keadaan emosi kelin sehari-hari dan bagaimana klein mengatasi kecemasannya ( mekanisme koping klien )
              1. Pola Keyakinan-Nilai
  1. Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama sera taat klein menjalankan ajaran agamanya
Pemeriksaan fisik ini akan dilakukan pada leher. Ada tiga langkah pemeriksaan:
  1. Dengan penerangan baik yang datang dari belakang pemeriksa, pasien disueruh menelan seteguk air. Perhatiak kelenjar saat naik ataupun saat naik dan turun pembesaran dan penonjolan ( nodul ) dapat dilihatat.
  2. Raba kelenjar dari anterior , secara lemah lembut temakan dengan jembol satu sisi kelenjar untuk memutar lobus lain kedepan dan raba saan menelan.
  3. Raba kelenjar pasien dari belakang dengan tiga jari tengah masing-masing lobus sementara pasien menelan.
Diagnosa keperawatan
  1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
  2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penapasan abnormal
  3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
  4. Ketidakefektipan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipertensi
  5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal
  6. Devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif
  7. Risiko infeksi dari factor resiko penyakit kronis.
  8. Risiko pendarahan dari factor resiko efek samping terkait terapi (pembedahan)
  9. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume secukupnya
  10. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
  11. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi mekanis
Diagnosa yang diprioritaskan
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
Nyeri Akut bd agen cedera biologis


Perilaku mengendalikan nyeri :tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien tidak mengalami nyeri(dengan indicator 5 )dengan criteria hasil :
  • Menunjukan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan skor 5
  • Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri skor 5
  • Melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan skor 5


Penatalaksanaan nyeri :Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
  • Minta pasien untuk menilai nyeri/ketidknyamanan pada skala 0-10(0 = tidak ada nyeri 10 = nyeri yang sangat
  • Gunakan lembar alur nyeri untuk memantau pengurangan nyeri dari analgesic dan kemungkinan efek sampingnya
  • Dalam mengkaji pasien gunakan kata-kata yang konsisten dengan usia dan tingkat perkembangan pasien
  • Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapt dicapai
  • Informasikan pada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan saran koping


Gangguan pertukaran gas bd ventilasi perfusi
Status pernapasan Ventilasi :perpindahan udara masuk dan keluar dari paru-paru
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam ditandai dengan indicator (5 tidak terganggu) dengan criteria hasil :
  • Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat skor 5
  • Tanda-tanda vital dalam rentang normal skor 5
  • Status neurologis dalam batas normal skor 5
Pengelolaan jalan nafas :Memfasilitasi kepatenan jalan nafas
  • Kaji bunyi parufrekuensi nafas,dan usaha :dan produksi sputum sesuai dengan indicator dari alat penunjang yang efektif
  • Pantau kadar elektrolit
  • Ajarkan pada pasien teknik bernafas dan relaksasi
  • Ajarkan kepada klien dan keluarga tentang perencanaan perawatan dirumah misalnya,pengobatan aktivitas,alat-alat bantu,tanda dan gejala yang perlu dilaporkan dan sumber-sumber dikomunitas.
Intoleransi aktivitas bd kelemahan
Daya Tahan :Tingkat energy dan kemampuan seseorang untuk beraktifitas
Setelah dilakukan tindakan selama 3x 24 jam ditandai dengan indicator (5 tidak terganggu) dengan criteria hasil :
  • Mentoleransi aktifitas yang biasa dilakukan dan ditunjukan dengan daya tahan,penghematan energy,dan perawatan diri skor 5
  • Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan yang memadai pada denyut jantung,frekuensi,respirasi dan tekanan darah dan pola yang dipantau dalam batas normal
Skor 5

Pengelolaan energy :Pengaturan penggunaan energy untuk merawat atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi
  • Pengelolan energy NIC
Tentukan penyebab keletihan misalnya karena perawatan,menyendiri dan pengobatan
  • Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas misalnya takikardia,disritmia lain,diaphoresis,pucat,tekanan hemodinamik,dan frekuensi respirasi
  • Pantau respon oksigen pasien misalnya nadi,irama jantung,dan frekuensi respirasi terhadap aktifitas perawatan diri
  • Ajarkan tentang pengaturan pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Hipotiroidsm merupakan kondisi hipofungsi tiroid yang disertai dengan ggal tiroid.kondisi ini disebabkan oleh kadar hormone tiroid suboptimal. (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Hipotiroid merupakan keadaan yang diatandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat diikuti oleh gejal-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada dalam keadan optimal (Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Hipotiroid ( Hiposekresi hormon tiroid ) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kekuarangan hormon tiroid. Hipotiroid kongental dapat mengakibatkan kreatinisme(Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000)
Hipotiroid merupakan salah satu penyakit kelenjar tiroid. penyakit kelenjar ini banyak kita jumpai didaerah yang kurang memiliki pasokan garam iodium, seperti didaerah pegunungan dan banyak ditemui didaerah pantai. Tanda dan gejalanya bermacam-macam seperti Pembengkakan pada leher, Capek, Gelisah, Bersisik Kegelisahan, Mudah capek, Diare, Keringat banyak. Pemeriksaan Hipotiroid dapat dilakukan dengan Pemeriksaan Fisik pada leher, Pemeriksaan laboratorium, Pemeriksaan Radiologi dll.










Daftar Pustaka
Wilkinson, Judith M DKK. 2006. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Intervention and NOC Outcomes. Jakarta: EGC
Joann C.Hackley,Diane C.Baughman.2000.Keperawatan Medikal Bedah..Jakarta : EGC
Hudak & Gallo.1995.Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik.Jakarta : EGC
Barbara C.Long.1996.Perawatan Medikal bedah Suatu Pendekatan proses keperawatan.Bandung : Yayassan IAPK
http://ayipsyarifudin45.blogspot.com/2012/10/makalah-hipotiroid.html diakses pada hari jumat tanggal 7 desember 2012